Mimpi Bertemu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam
Bersama Pemateri :
Ustadz Mubarak Bamualim
Mimpi Bertemu Nabi adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-
Ceramah Agama Islam Tentang Mimpi Bertemu Nabi
Pembahasan kita yang terakhir masih pada bab tentang mimpi. Dan telah kami jelaskan perkataan para ulama bahwasanya mimpi itu secara garis besar ada tiga macam:
- الرؤيا الصالحة (mimpi yang baik), ini datangnya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,
- الحلم (mimpi yang jelek/buruk), ini dari setan,
- حديث النفس, yaitu hal-hal yang dialami seseorang ketika dia berada di alam sadar kemudian terbawa sampai pada tidurnya. Sehingga dia bermimpi tentang apa yang dia alami di alam sadarnya.
Kita juga sudah membahas pula beberapa hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hal ini, yaitu hadits yang terakhir adalah hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِذَا اقْتَرَبَ الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ رُؤيَا المُؤْمِنِ تَكْذِبُ، وَرُؤْيَا الْمُؤْمِنِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ
“Apabila waktu semakin berlalu/cepat, di saat itulah mimpi seorang mukmin bukan sebuah kedustaan, tapi selalu menjadi realita. Dan mimpi seorang mukmin itu adalah 1/46 bagian dari kenabian.”
Kemudian kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
أصْدَقُكُمْ رُؤْيَا، أصْدَقُكُمْ حَدِيثًا
“Orang yang paling benar mimpinya adalah orang yang paling jujur perkataannya.”
Jadi kalau ada orang yang dalam kehidupan sehari-hari dia selalu berkata jujur, dia tidak berbohong, maka ketika dia bermimpi, itu mimpinya selalu benar.
Hadits berikutnya juga dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ رَآنِي في المَنَامِ فَسَيَرَانِي في اليَقَظَةِ – أَوْ كَأنَّما رَآنِي في اليَقَظَةِ – لاَ يَتَمَثَّلُ الشَّيْطَانُ بِي
“Barangsiapa yang melihat aku dalam tidurnya, maka seakan-akan dia melihat aku dalam keadaan terbangun. Karena setan tidak bisa menyerupai aku.” (Muttafaqun ‘alaih)
Jadi setan tidak mempunyai kemampuan untuk menyerupai hakikat jati diri Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Di sini pentingnya seorang mengetahui bentuk fisik Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Hal itu dengan membaca kitab-kitab yang menjelaskan tentang sifat-sifat dan bentuk fisik Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sehingga kalau dia bermimpi melihat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan sesuai dengan apa yang dipelajarinya dari kitab-kitab tentang prilaku/sifat-sifat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, itu akan sesuai. Kalau benar sama dengan sifat yang dia ketahui dari apa yang dipelajari tentang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka berarti mimpinya benar. Namun apabila dia dalam mimpinya melihat seseorang yang melakukan hal-hal yang tidak mungkin dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka itu bukan Nabi yang dilihatnya. Tapi setan yang datang seakan-akan mengatakan dirinya Nabi.
Setan bisa menjelma menjadi sesuatu yang lainnya atau menyerupai seseorang, tapi dia tidak bisa dan tidak mampu untuk menyerupai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Mimpi melihat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang benar, maka sama seperti melihat beliau secara langsung.
Ada sebuah kisah tentang seseorang yang datang kepada Al-Imam Muhammad bin Sirin Rahimahullahu Ta’ala mengatakan bahwa orang ini mimpi melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka dikatakan oleh Muhammad bin Sirin Rahimahullahu Ta’ala: “Coba kamu gambarkan kepada aku sosok orang yang kamu melihatnya dalam mimpimu.”
Orang itu menyampaikan sifat orang yang dilihat dalam mimpinya yang ternyata tidak sesuai dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka kata Muhammad bin Sirin Rahimahullah: “Kamu bukan bermimpi melihat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”
Lalu bagaimana adab ketika bermimpi buruk? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download MP3 Kajian Tentang Mimpi Bertemu Nabi
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49573-mimpi-bertemu-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam/